Organisasi Mahasiswa: Ketololan Seorang Pemimpin Terpilih
Organisasi Mahasiswa - atau
yang biasa disebut dengan ormawa baik yang berada di bawah struktural internal
kampus atau pun di luar kampus. Struktural kepemimpinan dan keanggotaan di
dalamnya terdiri dari mahasiswa yang berada di awal semester hingga semester akhir
masih tergabung aktif menjalankan roda organisasi.
Sering dijumpai di dalam
organisasi mahasiswa terjadi senioritas yang sudah dianggap budaya menjadi hal
wajar. Meski tidak semua organisasi mahasiswa menerapkan hal tersebut. Dalam
perekrutan anggota baru di sini muncul sentiment-sentimen antara organisasi
internal kampus dan organisasi eksternal kampus. Tidak heran ketika sering
terjadi baku hantam.
Penerimaan Anggota Baru Organisasi Mahasiswa
Budaya penerimaan
mahasiswa baru sering dijadikan penjaringan anggota atau kader baru. Hal ini
sangat wajar karena setiap organisasi mahasiswa sangat membantu mahasiswa baru
untuk berproses selama masa perkuliahan. Tetapi budaya yang harus dihilangkan
adalah ketika perekrutan anggota / kader baru, seorang senior ormawa melemparkan
stigma negatif “Jangan ikut organisasi A, organisasi A itu tidak bermanfaat,
mending ikut organisasi kakak saja yang jelas untuk berproses kedepannya” kepada
mahasiswa baru yang kita sadari bahwa mereka polos dan belum tahu secara luas
kehidupan kampus, yang tidak selayaknya mereka menerima pernyataan atau cekokan
kotor tersebut.
Rivalitas antar organisasi
internal dan eksternal kampus sering terjadi. Setiap organisasi memiliki
keunggulan tersendiri, maka untuk merawat akal sehat mahasiswa yang tergabung
dalam organisasi mahasiswa harus lah melakukan persaingan secara sehat. Kritik
boleh dilakukan, malah lebih baik kritik disampaikan dengan karya, jika kritik
hanya disodorkan terus menerus / black campaign lantas apa bedanya
dengan nyinyir ? kaum intelektual tidak seharusnya begitu.
Masuk ke dalam organisasi
mahasiswa, peremajaan atau pergantian struktural organisasi yang terjadi di
akhir masa periode kepengurusan adalah demokrasi tertinggi dalam organisasi
tersebut. Bahkan masa periodeisasi masih berjalan setengah saja sudah
dimunculkan nahkoda baru untuk menjalankan roda organiasasi selanjutnya. Yang
padahal ada beberapa pengurus yang pasif malah kurang terperhatikan. Sering
terjadi ?
Pemilihan Ketua Umum Baru
Misal saja dalam pemilihan
calon pemimpin atau ketua baru dalam organisasi tersebut ada 3 (tiga) calon. Masing-masing
ketka menyampaikan visi dan misi terdengar sangat indah dan mendaki-daki demi
semakin maju organisasi yang akan dipimpinnya nanti. Jelas anggota-anggota yang
mendengarkan pasti terkesima dari segala grand design yang telah
disampaikan.
Ketika salah satu calon
ketua umum terpilih maka kemungkinan yang terjadi adalah dia berhasil
mendapatkan hati dari anggota-anggota organisasi yang telah memilih dia untuk
memimpin roda organisasi kedepan. Tetapi ada kemungkinan juga bahwa ketua umum
terpilih tersebut adalah karena ketololannya. Analogi sederhananya andaikan
saja ketua umum terpilih tersebut menjadi ketua bidang tertentu, dan dia tidak
mampu mengemban amanah ketua bidang tersebut maka jelas dia memilih menjadi
ketua umum untuk menutupi ketidakmampuannya dengan kekuasaan yang telah dia
miliki.
Jika di sini Anda yang
membaca artikel ini tergabung dalam salah satu organiasi mahasiswa maka anda
saya katakan anda beruntung, karena saya akan mencoba memberikan anda sedikit
tips agar kekecewaan Anda terhadap pemimpin selanjutnya sedikit berkurang.
Sejatinya pemimpin adalah dia yang memiliki kekuatan. Kekuatan yang dimaksud
bukanlah suatu jurus silat atau kekuatan tertentu seperti setelah makan buah
haki di One Piece. Kekuatan tersebut adalah kemampuan-kemampuan pribadi
yang lebih unggul dengan yang lain dan memiliki daya tawar serta berpengaruh.
Anda Beruntung Membaca Artikel Ini
Ketika seorang pemimpin
tidak memiliki daya tawar dan berpengaruh maka bisa dianggap dia telah gagal
menjadi seorang pemimpin. Karena pemimpin yang berorientasi kekuasaan saja yang
sudah dianggap super tersebut kemudian untuk melakukan segala hal dalam hal
kebijakan atau pun keputusan maka dia lah orang yang berkuasa adalah orang yang
paling lemah. Yang harus digaris bawahi di sini adalah orang yang memiliki
kekuatan lah itu bukan orang yang lemah karena memiliki daya tawar dan
berpengaruh.
Kepemimpinan ada dua
dimensi yang harus dikembangkan. Pertama mengenai tingkat kemampuan mengarahkan
dalam tindakan pemimpin, yang terlihat kepada tanggapan orang-orang yang
dipimpin. Kedua, mengenai keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam
menjelaskan tugas-tugas pokok yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui
keputusan dan kebijaksanaan pemimpin. Sehingga yang dapat digaris bawahi dari
dua dimensi tersebut yakni kualitas organisasi dan karisma pribadi pemimpin.
Cara seorang pemimpin mengatasi hal tersebut pada intinya mencerminkan suatu
model kepemimpinannya yang dia bawa.
Tetapi jika anda bukan
termasuk mahasiswa yang berkecimpung dalam organisasi coba lah masuk ke
dalamnya. Tidak ada suatu hal yang perlu ditakutkan dan apalagi mempengaruhi
IPK anda. Mari berproses dalam masa perkuliahan yang berdinamika sebagai
seorang organisatoris. Andaikan berorganisasi membuatmu kacau dalam waktu,
nilai kuliah atau apapun itu. Coba lah benahi caramu dalam berorganisasi. Semoga
bermanfaat.
Posting Komentar