no fucking license
Bookmark

Self Love: Gak Enakan itu Gak Enak

 Self Love: Gak Enakan itu Gak Enak

 

Manusia itu terbatas

Manusia itu terbatas, dan tahu diri demi tahu batas, itu sangat perlu. Mungkin kalimat tersebut cocok untuk mewakili tulisan singkat ini. Moody -an adalah hal yang lumrah untuk seorang manusia. Tanpa mood yang baik pun segala pekerjaan atau tindakan yang akan dilakukan seperti berasa beban. Mood yang sedang tidak baik akan mempengaruhi segala hal yang akan dilakukan ke depan.

Dari faktor internal hal tersebut berasal dari diri kita, melihat faktor eksternal bisa jadi berasal dari lingkungan sekolah, kampus atau masyarakat. Faktor eksternal pun akan mempengaruhi sikap, tindakan dan keputusan yang akan kita buat. Sering mendengar circle ? ya terkadang di luasnya dan banyaknya teman kita, tidak luput dari circle. Lingkaran ini menyempitkan pertemanan menjadi beberapa kelompok yang biasanya satu lingkaran pertemanan terbentuk karena kesamaan emosional.

Sering terjadi di waktu pertemuan reuni bahkan tingkat sekolah menengah atau perguruan tinggi, yang menjadikan ajang presentasi kesuksesan pribadi masing-masing yang telah diraih. Selain itu, ketika di lingkungan sekitar terdapat seorang yang memiliki kepribadian tidak mau kalah dengan orang lain, ingin menang sendiri, selalu merasa tersaingi, dan saya yakin di hidup anda pasti pernah menemui seseorang yang memiliki watak seperti ini. 

Awal Masalah Gak Enakan

Toxic, permasalahan ini tidak jarang kita temui di lingkungan sekitar kita. Toxic dari pertemanan, lingkungan masyarakat, rekan kerja, lingkup organisasi, hal ini tentu akan memberikan warna yang sedikit kusam di indahnya kanvas kehidupan. Bagaimana jika kita berada di lingkungan seperti ini ? mau bersikap yang seperti apa ? mau ditinggalkan ? atau tetap bertahan ? entah lah, mungkin anda kadang merasakan tidak enakan, benar tidak ?

Tulisan ini akan saya kerucutkan tentang memaknai kehidupan. Sedikit gambaran tentang bagaimana memaknai hidup yang terkadang di kehidupan Anda sendiri merasakan betapa capeknya. Trendnya sekarang di video yang membicarakan tentang kehidupan, punya uang maka akan memiliki kuasa, mempertahankan idealis pemikiran dan kalah soal materi, tapi bagi gue engga dst. Sampai-sampai begitu banyak versi parodinya, hahaha…

Orang yang tertinggal secara pencapaian biasanya adalah orang yang tidak gerak cepat untuk memulai sesuatu hal yang akan dilakukannya, terlalu menunda-nunda dengan ribuan alasan yang selalu ada-ada saja. Mudahnya merasa diri sendiri tidak memiliki apa-apa, mulai menyalahkan diri sendiri, dan dengan dirinya sendiri saja merasa tidak ada yang bisa dibanggakan. Kemudian bertemulah dengan circle temannya yang dirasa memiliki lebih dari diri sendiri. Semakin tertekan lah batinnya, wkwk.

Ketika kita bertemu teman dengan mobil atau motor barunya; ketika teman sekelas memiliki pengetahuan lebih luas dari kita; ketika ada teman ulang tahun selalu ingin memberi hadiah tetapi kondisi dompet sedang tidak memungkinkan; ketika ada teman yang selalu meminta tolong dan sering diri sendiri merasa terbebani; ketika ada teman yang bilang pakai duit mu dulu nanti ku ganti, padahal kita sendiri sedang tidak memiliki uang; pergi kemana saja diajak teman selalu bilang “ayok”; Apa reaksi kita ? Apa komentar kita ?

Dibutakan dengan hal-hal yang terlihat saja adalah salah satu contoh ketidak bijaksanaan. Manusia dalam membuat kebijaksanaan dalam kehidupannya memiliki lima alat yakni Indra, Rasio, Naluri, Nurani, dan Intuisi. Kelima alat ini manusia pun harus “pas” dalam penggunaannya. Apakah dari permasalahan di atas kita sudah menggunakan kelima alat ini secara pas ? atau kita dibutakan oleh dominasi penggunaan dari salah satu alat ? stop dibutakan dengan hal-hal yang kita lihat di depan mata. Sudah kah diri kita merasa bodoh, diperalat saja, dijadikan boneka, dimanfaatkan dengan seenaknya ? silahkan disimpulkan sendiri.

Lima alat kehidupan manusia

Rasio memiliki ranah pemahaman proses, sebab yang melatarbelakangi, dan abstraksi. Naluri sewajarnya manusia dalam memahami pengetahuan tentang hidup dan kehidupan. Nurani berkaitan tentang manusia sebagai mahkluk spiritual dan memahami hal-hal moralitas. Sedangkan Instuisi alat yang digunakan untuk melakukan pemahaman terhadap dimensi transenden dalam kehidupan manusia itu sendiri. Ingat harus “pas”.

Dari kelima alat di atas bisa digunakan untuk stop melakukan “Gak Enakan”. Di mulai dari diri sendiri yang harus memperhatikan gaya hidup yang “pas”. Dari perspektif waktu kebijaksanaan tidak bersifat permanen, bisa jadi kebijaksanaan di hari kemarin, bukan kebijaksanaan hari ini, atau perspektif tempat satu mungkin berbeda dengan tempat yang lain. Belajar untuk mencintai diri sendiri atau Self Love bukan untuk menjadi pribadi yang narsis atau semakin egoisme dengan alasan Self Love. Tetapi konsep Self Love jika diaplikasikan justru akan membuat kita sadar bahwa jika kita bisa mencintai kepada manusia lain mengapa kita tidak bisa mencintai diri sendiri ? maka dari itu ada istilah “sesama manusia harus saling mencintai seperti mencintai diri sendiri, tetapi cinta dan kasih ada batasnya, karena cinta berlebihan kepada manusia berbahaya”.

Sejatinya kemampuan manusia dari refleksi atau aplikasi harus disadari bahwa situasi manusia yang selalu dinamis maka akan membawa kita pada keputusan yang tepat atau “pas”. Berani lah untuk mengatakan “tidak” apabila dari diri sendiri tidak yakin, merasa terbebani, dsb. Kita akan capek sendiri jika selalu menuruti keinginan seseorang, tanamkan kepada diri sendiri bahwa “tahu diri demi tahu batas” adalah hal yang penting. Percayalah Gak enakan itu gak enak, karena gak enakan itu penyakit.

 

Posting Komentar

Posting Komentar

Silahkan memberi tanggapan yang membangun